Bosan harus berangkat jam 7 pagi dan pulang jam 3 sore setiap enam hari dalam satu minggu? Bosan dengan sepatu pantofel yang membuat kakimu gerah dan berkeringat? Bosan dengan aturan perusahaan yang semakin hari semakin ketat? Sudah waktunya bagi kamu berfikir untuk mengoptimalkan kemampuan dan bakat kamu misalnya menjadi freelancer.
Iya…bekerja dari rumah!! Dengan perangkat teknologi dan kemampuan yang kamu miliki, kamu bisa menjadi seorang freelancer yang bekerja berdasarkan projek dari klien dengan beragam model kontrak kerja ada yang berbasis waktu atau volume. Kamu harus mengawalinya dengan menentukan bidang apa yang kamu kuasai dan itu akan menjadi spesifikasimu dalam portofolio yang kamu tawarkan pada calon klien.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan seseorang apabila dia ingin menjadi seorang freelancer yang tidak hanya mahir secara keterampilan tapi juga dikenal oleh para klien. Banyak orang yang sebelumnya mengambil jalan untuk menjadi freelancer tapi tidak mempunyai kesiapan secara keterampilan, mental, dan jaringan.
Sehingga akhirnya mereka tidak bisa mendapatkan projek atau klien yang diinginkan, hal ini berujung pada stress akibat pendapatan yang tidak menentu padahal hidup harus terus berjalan. Akhirnya menyesal mengapa resign dari kantor dan memutuskan untuk kembali mencari lowongan pekerjaan.
Eits…tapi jangan berhenti di kalimat ini dulu, karena mundur sebelum mencoba bukanlah mental seorang pejuang dan menjadi seorang freelancer artinya mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pejuang.
Sebagai freelancer pemula kamu harus siap berjuang untuk menawarkan jasa di berbagai situs penyedia pekerjaan bagi para freelancer, menerima penolakan setelah presentasi dengan klien, atau menunggu pembayaran dari klien yang kadang tidak tepat waktu. Tetapi pelaut yang tangguh tidak tercipta dari laut yang tenang gaes!!
Dan tenang saja meski kamu masih ragu itu hal wajar tetapi banyak orang yang sudah membuktikan mereka bisa survive dengan pekerjaan menjadi seorang freelancer. Lagian dengan semakin berkembangnya teknologi internet banyak orang sudah menikmati hasilnya.
Baca: Gampang Mendapatkan Uang dari Internet, Begini Caranya
Jika kamu sudah yakin dan mantap untuk menapaki jalan freelancer, beberapa hal yang kami rangkum berikut ini bisa menjadi panduan mudah agar mampu merencanakan langkah yang tepat untuk menjadi freelancer profesional.
7 Tips Sukses Menjadi Freelancer
1. Fokus pada keahlian kamu|Freelancer

Memilih pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang merupakan modal dasar yang dapat kamu lakukan. Keahlian ini dapat ditunjang dengan adanya hasil kerja yang pernah dilakukan dengan hasil memuaskan untuk mereka yang sudah mengorder pekerjaan pada kita (untuk beberapa situs freelance). Atau bisa juga dengan bekerja sesuai keahlian pengalaman kerja kamu.
Tak sedikit orang yang melakukan pengunduran dirinya lalu memilih menjadi freelancer. Maka dari itu, pengalaman kerja dari kantor tempat kamu bekerja bisa menjadi bantuan kamu dalam mencari pekerjaan lepas ini.
2. Membuat Personal Brand|Freelancer
Jika kamu sudah memutuskan mau fokus pada bidang apa, saatnya kamu membuat personal branding berupa nama bisnis yang mudah diingat dan logo sebagai ciri khas. Personal branding ini nantinya akan menjadi “head title” di halaman portofolio, kartunama, sosial media, dan berbagai media promo visual.
Sebagai contoh apabila namamu adalah tedi kemudian kamu fokus pada jasa menulis artikel atau copywriter maka bisa saja kamu menggunakan brand “Tedwriter” atau WriTed”. Jika bisnismu adalah membuat video profil singkat mungkin kamu bisa memakai nama “Tedio”. Intinya adalah mudah diingat, unik, dan relate dengan jasa yang kamu tawarkan.
3. Membuat Perangkat Promosi|Freelancer

Kamu bisa membuat website sendiri untuk mengunggah contoh hasil karyamu berupa tulisan, grafis, atau video singkat dengan memanfaatkan website gratis dari blogspot atau wordpress. Kamu bisa juga mendaftar domain dan webhosting yang kini banyak tersedia dengan harga murah, ini akan terlihat lebih profesional daripada menggunakan domain gratisan.
Dengan adanya website, klien akan lebih mudah mendapatkan informasi tentang kamu dan portfolio hasil kerja kamu. Bahkan kamu bisa menulis blog yang berguna untuk edukasi calon klien tentang bidang yang kamu kuasai. Setelah website berhasil dibuat, kamu harus mulai memikirkan personal branding kamu yang disampaikan lewat media sosial. Saran saya gunakan dan aktif di semuanya.
Jangan lupa buat profil di LinkedIn, tulis juga bahwa kamu adalah seorang freelancer dengan spesifikasi keahlian tertentu. Lanjutkan media promosi dengan membuat akun Twitter dan Instagram yang juga menampilkan hasil karyamu, sambungkan dengan website yang sudah kamu buat. Promosi lintas media ini akan menjangkau banyak calon klien dan membuat kamu nampak lebih profesional.
Semua proses personal branding ini sangat penting. Dengan komunikasi konsisten, bersih, dan tampak professional, klien kamu akan lebih percaya dibanding kompetitor yang tidak melakukan hal ini.
4. Mengatur strategi dan rencana kerja freelance
Membuat portofolio sudah, promosi lintas media sosial sudah, login di berbagai situs penyalur freelance sudah, namun klien belum juga datang, kemudian kamu bertanya apa yang salah dengan langkah – langkah diatas??
Jika freelancer ini adalah jalan bisnis yang kamu tempuh, maka kamu juga harus berpikir layaknya menjalankan sebuah bisnis. Mengatur strategi pemasaran, visi misi perusahaan, menjalin relasi dengan menjadi member komunitas freelancer atau sekedar kopdar dengan teman yang punya profesi serupa.
Salah satu strategi pemasaran brand adalah dengan aktif dalam social action, menggunakan spesifikasi keahlianmu dalam menyuarakan kepedulian sosial.
Contohnya di masa pandemi Covid-19 seperti ini, seorang penulis artikel bisa saja menggunakan blog portofolionya untuk mengulas dampak pandemi pada berbagai aspek kehidupan atau memberikan update perkembangan tentang Covid-19 di Indonesia. Seorang desain grafis bisa saja membuat poster – poster yang bisa diunduh secara gratis untuk kampanye #dirumahsaja atau #rajincucitangan.
Kepedulian terhadap isu sosial secara efektif akan menaikkan image dari brand kamu dan masyarakat merasa bahwa kamu mempunyai empati yang baik.
5. Menetapkan Tarif|Freelancer

Voila!!! Seketika seorang calon klien menghubungimu dan memintamu untuk mengerjakan sebuah projek, kemudian dia bertanya tentang berapa dia harus membayar kamu? Kira – kira jawaban apa yang akan kamu berikan? Kamu pasti sedang menimbang sebuah angka yang kemudian kamu berfikir apakah ini terlalu mahal atau terlalu murah untuk klien.
Menentukan harga dan bernegosiasi merupakan aktifitas yang sangat personal, kamu harus menimbang apakah harga ini sesuai dengan keterampilan dan hasil pekerjaanmu.
Memang sulit untuk melihat kamu sebagai suatu komoditas. namun memang itulah dunia freelancing dimana kamu harus menawarkan jasa ke orang. Pemahaman sebenarnya berapa harga yang tepat akan semakin baik setelah kamu mempunyai banyak pengalaman.
Ada 3 cara penetapan harga yang harus bisa dipilih dalam menetapkan harga jasa freelance yaitu :
- Cost Plus Pricing. Model penetapan harga ini sangat cocok untuk kamu yang kerja freelance dengan hasil dalam bentuk produk barang seperti barang yang dikostumisasi sesuai keinginan pelanggan. Model penetapan harga seperti ini tidak cocok untuk jasa seperti developer, desainer, atau penulis yang biasanya menghargai jasa berdasarkan waktu.
- Market Rate Pricing. Cara penetapan ini merupakan metode yang lazim dilakukan oleh para freelancer. Para freelancer biasanya mencari informasi rerata harga jasa yang sama dengan dia tawarkan. Untuk seorang freelancer baru tentu saja sebaiknya tidak menetapkan harga yang sama dengan freelancer yang sudah bekerja dengan pengalaman 10 tahun. Sangat cocok untuk penulis, desainer, developer atau fotografer.
- Value Based Pricing. Harga yang ditetapkan dengan cara ini ditentukan dari banyak variabel yang jadi pertimbangan freelancer. Contohnya apakah klien berupa perusahaan besar atau hanya UKM, seberapa banyak kebutuhan klien, apakah ada fitur yang butuh biaya tambahan dan sebagainya. Biasanya freelancer lah yang menentukan sendiri harga yang cocok untuk menangani permintaan klien.
6. Mengatur Pembayaran|Freelancer
Harga pun sudah disepakati, kemudian bagaimana proses pembayarannya? Beberapa freelancer pemula akan mengatakan “Pembayarannya nanti saja kalau projek sudah selesai”, ini akan terdengar kurang profesional oleh beberapa klien. Meskipun kamu masih pemula namun kamu harus membangun bisnis dengan aturan yang profesional, sebaiknya kamu meminta DP terlebih dahulu kepada calon klien agar kamu tahu bahwa klien tersebut serius dengan projek tersebut. Jangan sampai ada kasus klien yang kabur di tengah projek sedang berjalan dan kamu rugi secara waktu dan tenaga.
Beberapa hal yang harus kamu perhatikan terkait pembayaran adalah :
- Minta DP minimal 50% sebelum kamu mulai bekerja. Dengan adanya down payment dari klien, kamu juga akan sedikit lebih aman dan setidaknya membuktikan keseriusan klien kamu. Jika tidak ada DP, jangan dikerjakan karena bisa-bisa mereka kabur tiada kabar di tengah project padahal kamu sudah bekerja.
- Rincian yang jelas di invoice. Sebutkan secara rinci tentang tarif, waktu pembayaran, dan perjanjian pembayaran di tagihan kamu untuk meminimalisir klien yang tidak kooperatif.
- Disiplin. Jika kamu bilang pembayaran tiap minggu, maka kirimkan invoice tiap minggu. Jangan terlambat atau terlalu cepat meminta bayaran karena itu akan mencerminkan profesionalitas kamu di hadapan klien.
- Berikan banyak metode pembayaran. Buka beberapa rekening bank setidaknya 4 bank paling populer di Indonesia seperti BCA, Mandiri, BNI dan BRI untuk pembayaran klien lokal. Jika dapat klien dari luar negeri, buat akun paypal atau atur pembayaran via Western Union. Semakin banyak metode pembayaran yang tersedia, maka akan semakin kecil peluang klien kabur dengan alasan “tidak bisa bayar.”
7. Mengatur Workspace|Freelancer

Ini yang kadang luput dari perhatian seorang freelancer pemula, meskipun bekerja dari rumah namun tidak serta merta kamu bisa bekerja dimana saja, dapur atau ruang TV misalnya. Kamu harus menentukan dimana kamu harus bekerja dan mengaturnya selayak ruang kerja yang membuat kamu nyaman untuk berlama – lama didalamnya.
Sediakan satu kamar khusus atau setidaknya meja khusus di kamarmu dengan suasana favoritmu, tidak harus berkesan industrial. Kamu bisa menambahkan lukisan, tulisan motivasi, akuarium sederhana, atau apapun sebagai moodbooster. Tambahkan juga papan kecil untuk menempelkan daftar projek yang sedang kamu kerjakan atau catatan tentang strategi bisnismu.
Jika bekerja di rumah tidak kondusif karena terlalu banyak distraksi seperti anak yang minta ditemani bermain, suara hewan peliharaan, atau tetangga yang berisik. Maka kamu perlu menyewa Co Working Space yang kini dengan mudah bisa kamu temui di tengah kota. Beberapa café juga menyediakan space untuk bekerja dengan hanya menambah beberapa ribu rupiah saja pada harga menu yang kamu pesan sebagai teman bekerja.
Dimanapun kamu bekerja pada intinya adalah bisa membuatmu fokus dan produktif. Karena bekerja sebagai freelancer adalah tentang hasil yang bagus dan sesuai keinginan klien, bukan dengan mencari muka kepada atasan.
Baca juga: