Mengenai cara membangun bisnis dengan teman, apakah kalian sudah membuat kesepakatan dan perjanjian hitam diatas putih tentang bagaimana pengelolaan modal usaha dan pembagian keuntungan?
Meskipun kamu membangun bisnis dengan teman dekat, profesionalitas tetap harus dilakukan demi kelancaran sebuah usaha.
Kalian pasti tahu film Filosofi Kopi. Perjalanan bisnis dua sahabat ini tidak mulus lantaran Jody dan Ben punya pandangan yang berbeda soal cara mengelola kedai kopi.
Jody berniat membesarkan kedai kopi dengan menggunakan gimmick marketing yang banyak digunakan pebisnis restoran lainnya, sementara Ben yang idealis soal kopi hanya memikirkan cara mengolah kopi yang terbaik.
Akibat perbedaan cara pandang dalam membesarkan bisnis tersebut, Jody dan Ben akhirnya pecah kongsi. Tapi tentu saja, film ini pada akhirnya berakhir bahagia.
Perseteruan antara Jody dan Ben memang hanyalah cerita di film. Meski begitu, cerita-cerita perseteruan antara dua teman yang berbisnis bersama juga kerap terjadi di sekitar kita.
Malah, banyak kisah-kisah perseteruan bisnis yang berubah menjadi tindak pidana.
Membangun bisnis dengan teman memang memiliki keunggulan sendiri. Lantaran sebelumnya sudah berteman, Anda akan lebih mengenal karakter rekan Anda dan tahu cara menghadapinya.
Tetapi tentu saja, berbisnis dengan teman yang sudah akrab juga memiliki kekurangan. Lantaran merasa akrab, orang yang berniat memulai bisnis dengan temannya kerap menjadi lebih permisif.
Akibatnya, perjanjian pembagian tugas antara pihak-pihak yang mendirikan bisnis juga menjadi tidak tegas. Ini tentu bisa berdampak negatif di masa mendatang, terutama bila bisnis yang dijalankan ternyata tidak prospektif.
Selain itu, bisa timbul kesulitan mencari siapa yang bertanggung jawab bila muncul masalah saat bisnis berjalan.
Berikut 4 hal yang perlu diperhatikan bila memulai membangan bisnis dengan teman Anda.
4 Cara Membangun Bisnis Dengan Teman
1. Karakter cocok|membangan bisnis dengan teman

Orang-orang yang hendak memulai bisnis bersama rekannya harus tetap cermat. Jangan lantaran sudah berteman lama, Anda terbujuk memulai bisnis dengan teman tanpa pikir panjang.
Para konsultan usaha menuturkan, orang-orang yang berniat memulai bisnis bersama temannya juga perlu melakukan riset, sama seperti ketika memulai dengan orang lain. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mulai menjalankan bisnis.
Anda dan teman yang menjadi rekan bisnis harus memiliki kesamaan visi dan tujuan yang sama dalam berbisnis. Perbedaan visi dan tujuan bisa menimbulkan masalah dalam pengembangan bisnis nantinya. Karena itu, pastikan Anda dan teman Anda bisa mengkompromikan tujuan berbisnis masing-masing.
Misalnya teman Anda berbisnis untuk investasi. Sementara tujuan Anda berbisnis untuk mencukupi kebutuhan keluarga Anda. Jangan sampai kebutuhan keluarga jadi tidak bisa terpenuhi lantaran bisnis Anda dan teman Anda tidak berjalan dengan baik. Ketiga, pertimbangkan juga potensi dan kemampuan masing-masing.
Tentunya, Anda dan teman Anda berharap masing-masing akan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama di dalam bisnis. Dengan mengetahui potensi dan kemampuan masing-masing, pembagian tugas dan tanggung jawab akan jadi lebih mudah.
Meski berbisnis dengan teman, tetap harus profesional dan jelas pembagian pekerjaannya, kata Erwin Halim, konsultan usaha. Dengan memperhatikan faktor-faktor tadi, Anda dan teman Anda akan lebih mudah menjalankan roda bisnis.
Selain itu, pembagian tugas hingga pembagian keuntungan nantinya akan lebih mudah. Selanjutnya, Anda bisa mulai mempersiapkan bisnis Anda.
2. Menentukan bisnis|membangan bisnis dengan teman

Dengan memperhatikan potensi dan kemampuan masing-masing pihak, Anda dan teman Anda bisa memutuskan bisnis apa yang cocok untuk dijalankan.
Tentu saja, akan lebih baik jika bisnis yang dijalankan sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh orang yang berniat berbisnis. Setidaknya risiko gagalnya jadi lebih kecil karena memang sudah punya keahlian di bisnis tersebut.
Atau pebisnis juga bisa memilih menjalankan bisnis yang menjadi keahlian salah satu pendiri. Ini akan lebih mudah jika ada salah satu pihak yang kompeten di bisnis yang akan dijalankan.
Selain itu, jangan lupa perhatikan juga potensi pasar bisnis yang akan dijalankan.
Meskipun Anda dan teman Anda memiliki keahlian dalam bisnis yang Anda pilih, tetapi bila potensi pasarnya tidak menjanjikan, tentu lebih baik Anda pertimbangkan ulang rencana menjalankan bisnis tersebut.
3. Pembagian modal

Ini merupakan salah satu hal yang penting dibicarakan bila hendak mendirikan bisnis bersama teman. Pembagian setoran modal dari semua pendiri harus ditetapkan secara tegas di awal. Sebab, ini bisa mempengaruhi kepemilikan saham masing-masing pihak di bisnis tersebut.
Kepemilikan saham ini yang nantinya akan menentukan besar dividen yang diterima masing-masing pendiri bisnis tersebut.
Tentu saja, idealnya, besar modal yang disetor saat pertama kali memulai bisnis dibagi sama rata antarpendiri, namun jika tidak pembagian modal bisa juga tergantung komitmen yang disepakati kemudian dikonversi menjadi prosentase yang juga berpengaruh pada prosentase pembagian keuntungan.
Misalnya, dua pendiri sepakat menyetor modal uang masing-masing 50 persen. Sementara satu pendiri lagi tidak menyetor modal uang, namun ditugasi mengelola bisnis karena memiliki keahlian menjalankan bisnis tersebut. Yang perlu diingat juga, jangan menggunakan dana kebutuhan keluarga untuk disetor sebagai modal usaha.
Idealnya, gunakan dana lebih yang memang ditujukan untuk investasi. Dengan demikian, keuangan keluarga tidak terganggu.
Mengenai Resiko
Untuk mencegah risiko timbulnya masalah di kemudian hari, ada baiknya para pendiri bisnis membuat perjanjian kerjasama yang berisi kesepakatan-kesepakatan soal pembagian modal, tugas, hak dan kewajiban yang ditandatangani di atas materai.
Bila usaha semakin berkembang, para pendiri bisa menambah setoran modal. Setiap kali terjadi penambahan modal, ada baiknya perjanjian yang dibuat di awal tadi diperbarui.
Mengatur tugas Pembagian tugas saat menjalankan bisnis juga perlu dibicarakan sejak awal. Soal pembagian tugas ini juga bisa dimasukkan ke dalam perjanjian antarpendiri bisnis. Jadi, pembagian tugas dan kewajiban masing-masing pendiri harus tegas dan jelas.
Pembagian tugas ini terutama penting bila semua pendiri ingin terlibat aktif dalam bisnis tersebut. Bila semua pendiri terlibat aktif dalam bisnis, harus dibuat posisi struktural yang jelas. Supaya nanti tidak membingungkan tentang garis komando dalam sebuah manajemen.
Para pendiri juga harus menjalankan tugas sesuai dengan jabatannya masing-masing. Jangan sampai semua pendiri menjalankan tugas direktur utama, padahal sudah memiliki tugas masing-masing.
Bisa jadi tidak semua pendiri melakukan tugas operasional, ada yang berperan hanya sebagai investor, ini juga harus diperjelas tentang pembagian laba apabila ada beberapa pendiri yang pasif.
Tentu harus ada perbedaan antara mereka yang aktif di operasional dan yang hanya berperan sebagai investor.
Sebaiknya, di awal pendirian dikelola langsung pemiliknya. Dengan demikian, pemilik bisnis bisa mengembangkan bisnis tersebut sesuai dengan target dan tujuan yang ingin dicapai.
Setelah bisnis tersebut berkembang dengan stabil, bisa saja para pendiri melakukan rekruitment tenaga ahli profesional.
4. Pembagian laba

Pembagian keuntungan juga harus dibicarakan sejak awal. Lebih baik kalau pembagian laba ini juga dimasukkan dalam perjanjian antara Anda dan teman Anda saat awal berbisnis.
Ada dua macam pendapatan yang bisa diperoleh para pemilik bisnis. Pertama, bagian laba yang disetorkan ke pemilik usaha atau dividen. Kedua, pendapatan berupa gaji bulanan.
Pemilik bisnis bisa mendapat gaji bila ia terlibat aktif dalam operasional perusahaan. Besaran pembagian dividen dan gaji ini tentu bisa dibuat berdasarkan kesepakatan para pemilik usaha.
Sebaiknya para pihak mendapat honor sesuai pekerjaannya dalam bisnis tersebut dan mendapat pembagian hasil usaha menurut modal yang disetor.
Para pakar usaha sepakat sebaiknya pemilik bisnis tidak langsung mengambil porsi keuntungan untuk dividen atau gaji saat bisnis baru mulai berjalan. Idealnya, pemilik bisnis harus memastikan arus kas bisnisnya berjalan dengan baik dan stabil sebelum mulai mengambil untung dari usahanya.
Baca juga :
Yang paling penting menabung untuk kelangsungan usaha, karena pendapatan ke depan bisa turun naik. Satu lagi yang harus diingat, para pemilik bisnis harus tegas dan disiplin menjalankan kesepakatan yang dibuat di awal. Dengan demikian, perselisihan bisnis bisa dihindari.