Sebelum membahas keunggulan dan kekurangan bisnis franchise baiknya Anda tahu dulu apa itu franchise.
Franchise adalah kerja sama antara pemilik suatu brand dan partner bisnis yang ingin membuka brand yang sama. Kerja sama ini dilakukan dengan sistem bagi hasil sesuai kesepakatan.
Biasanya, bisnis ini dilakukan oleh pemilik brand agar bisnisnya semakin berkembang. Itu mengapa suatu bisnis bisa terlihat sangat besar dengan cabang yang tersebar di berbagai tempat.
Karena sistemnya mudah dan imbal balik yang lumayan cepat. Lebih aman dibanding memulai bisnis sendiri dari nol yang berisiko lebih besar.
Oleh karena itu, bisnis dengan model franchise juga merupakan solusi bagi pemula dalam berbisnis.
Di artikel ini Anda akan mengetahui apa saja yang menjadi kelebihan serta kekurangan dari berbisnis franchise, yang tentunya bisa menjadi pedoman Anda sebelum memulai bisnis ini.
Baca juga: 9 Bisnis Waralaba Paling Menguntungkan Dengan Modal Kecil
Tidak usah berlama-lama lagi, yuk mari simak penjelasan berikut ini; 5 keunggulan dan 5 kekurangan bisnis franchise.
5 Keunggulan Bisnis Franchise
Beberapa manfaat yang akan Anda rasakan saat menjalankan bisnis franchise adalah:
1. Bisnis Lebih Mudah dan Cepat

Franchise adalah salah satu jenis bisnis yang mudah dimulai dan dijalankan. Karena sebagai franchisee, Anda tidak perlu repot lagi dengan segala macam izin, hak cipta produk atau jasa, dan yang lainnya.
Selain itu, perjanjian bisnis franchise biasanya sudah meliputi alat dan bahan, supply bahan baku, dan yang lainnya. Segala persiapan sudah tersedia dan Anda hanya perlu menjalankan bisnisnya saja.
2. Backup Bisnis yang Kuat

Bisa dibilang franchise adalah bisnis tim. Sangat bergantung pada kolaborasi dari franchisor dan franchisee. Karena jika bisnis franchise sukses, keduanya pun akan mendulang untung.
Nah, di sini pihak franchisor akan menjadi semacam mentor bisnis bagi franchisee. Biasanya franchisor sudah memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan yang kuat tentang bisnis.
Pembekalan ilmu dan pelatihan ini harus Anda manfaatkan sebaik mungkin. Karena bisnis franchisor pastinya sudah memiliki sistem operasional dan manajemen yang tertata.
Dari sana, Anda dapat belajar banyak tentang cara pengelolaan bisnis yang baik.
Misalnya, cara penghitungan laba, teknik marketing, pengelolaan keuangan, hingga cara menjaga hubungan dengan pelanggan, dan lain sebagainya.
Ilmu sangat yang mahal harganya dan akan amat beresiko jika Anda menjalankan bisnis tanpa pengetahuan tersebut.
3. Branding Jauh Lebih Mudah

Menjadi franchisee, Anda akan menjual produk atau layanan yang sudah memiliki pangsa pasar.
Anda tidak perlu repot untuk membangun branding dari awal, karena setidaknya brand sudah memiliki reputasi dan masyarakat sudah familiar.
Anda tinggal melanjutkan promosi sesuai dengan karakter brand yang tentunya lebih mudah dilakukan.
Selain menghemat biaya untuk desain, juga mempersingkat waktu untuk proses branding. Sehingga Anda dapat upgrade ke langkah selanjutnya yaitu digital marketing.
Tentunya, proses ini akan mendapatkan bantuan juga dari pihak franchisor. Sangat meringankan pekerjaan, ya.
4. Minim Risiko
Brand yang membuka franchise biasanya sudah memiliki rekam jejak yang positif.
Perusahaan franchisor juga sudah merasakan jatuh bangunnya bisnis hingga menjadi perusahaan besar dan stabil.
Sangat jarang ada brand yang baru berdiri langsung membuka cabang. Jadi, Anda dapat mempercayakan strategi bisnis yang sudah terbukti kesuksesannya.
Itu mengapa bisnis ini memiliki risiko yang kecil dan sangat aman bagi pemula. Karena menjual produk atau layanan yang sudah pasti laku dan memiliki target pasar sendiri.
Sehingga Anda tidak perlu merasakan pahit getir dalam berbisnis.
5. Profitable

Bisnis franchise bukan seperti reseller atau dropshiper yang hanya menjual kembali produk dari supplier.
Melainkan adanya proses pengolahan atau produksi dari barang mentah menjadi produk siap jual. Proses ini menjadikan margin profit yang didapatkan lebih besar.
Baca juga: 30 Peluang Bisnis Online Terbaik Bagi Anak Muda
5 Kekurangan Bisnis Franchise
Terdapat kekurangan atau saya biasanya menyebutnya sebagai tantangan-tantangan yang harus Anda hadapi jika memilih bisnis ini. Beberapa contoh tantangan bisnis franchise adalah sebagai berikut.
1. Branding Sudah Paten
Dengan membeli franchise, sama saja dengan memiliki dan mengelola cabang bisnis orang lain.
Meski Anda ikut menikmati keuntungan, tapi brand tetaplah milik franchisor. Karena itu, Anda tidak akan bebas untuk berinovasi atau mengubah branding bisnis.
Misalnya, mengubah logo, tagline, warna bisnis, hingga menambah atau mengurangi jumlah menu. Duh, jangan ya.
2. Variasi Produk Terbatas
Salah satu tujuan bisnis franchise adalah mengembangkan bisnis milik franchisor. Itu mengapa Anda tidak dapat sembarangan menjual produk dari brand atau supplier lain.
Bahkan jika Anda memiliki ide bisnis lain yang lebih inovatif sekalipun, tetap tidak boleh dipasarkan berdampingan dengan bisnis franchise. Yang dapat Anda jual hanyalah produk dari franchisor.
Ingat! Franchise terjadi karena adanya kerja sama hitam di atas putih antara franchisee dan franchisor. Keduanya diwajibkan menaati kesepakatan yang telah sama-sama disetujui.
3. Reputasi Bergantung pada Bisnis Utama
Karena menjual atas nama brand milik franchisor, maka reputasi atau nama baik brand utama juga akan mempengaruhi bisnis franchise.
Jika bisnis utama franchisor sedang naik daun, maka bisnis franchise Anda pun akan untung. Begitu pula sebaliknya.
Namun, semakin besar perusahaan pemberi waralaba, akan semakin stabil pula manajemennya. Kemungkinan untuk ekspansi bisnis franchise dan branding makin kuat. Jadi, tidak perlu khawatir ya.
4. Pengaturan Keuangan Ekstra

Selain franchise fee dan royalty fee, terdapat beberapa biaya yang harus ada di manajemen keuangan Anda, yaitu:
Biaya perlengkapan. Untuk mengadakan peralatan lain yang tidak disediakan oleh franchisor.
Biaya sewa tempat usaha. Kecuali jika lokasi untuk bisnis franchise adalah milik sendiri.
Biaya promosi tambahan. Biasanya franchisor akan membantu promosi. Namun, tidak semasif yang dibutuhkan suatu bisnis. Biaya tambahan ini dapat dialokasikan untuk pembuatan flyer, spanduk, digital marketing, bahkan jasa content creator untuk hasil yang lebih maksimal.
Biaya legalitas. Misalnya persiapan dokumen franchise, izin usaha di instansi pemerintahan setempat, perizinan reklame untuk promosi, bahkan sampai printilan tidak resmi.
Biaya menyetok bahan baku tambahan. Ini sebagai antisipasi tingginya peminat di awal pembukaan bisnis franchise.
5. Pengaturan Default dari Franchisor
Mulai dari sistem operasional, manajemen, pemilihan supplier, hingga audit keuangan, semuanya harus berada dalam pengawasan franchisor.
Hal itu bertujuan agar bisnis franchise tetap berjalan dengan lancar.
Misalnya, franchisor berhak menentukan harga tiap produk yang dijual. Karena di baliknya ada perhitungan rumit yang berkaitan dengan harga bahan baku, margin laba, distribusi, titik balik modal, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, bukan berarti Anda sebagai franchisor tidak memiliki peranan apa-apa.
Franchisor hanya membantu memberikan panduan dan pengaturan, selebihnya Anda-lah yang menentukan.
Baca juga: 20 Usaha Rumahan Bagi Pemula Seperti Ibu Rumah Tangga
Itulah penjelasan mengenai keunggulan dan kekurangan dari bisnis franchise, semoga bisa menambah wawasan dalam Anda berbisnis.