BISNIS.BLOG – IHSG terlihat kekurangan daya tahan di sesi perdagangan II hari Kamis (30/3/2023). Dimana beberapa saham mengalami penurunan dan telah mencapai level auto reject bawah (ARB).
Sampai dengan pukul 14:28 WIB, terdapat setidaknya 21 saham yang mengalami penurunan dan sudah mencapai level ARB.
Di bawah ini adalah daftar saham-saham yang mengalami penurunan tajam, sudah mencapai level ARB pada sesi perdagangan II hari ini.
Baca juga: Vivo V27 5G dan V27e, Kualitas Kamera Tinggi dan Performa Mumpuni
Dalam Perdagangan Sesi II Hari Ini, IHSG Terpantau Melemah 0,4%.
Hingga pukul 14:28 WIB, setidaknya ada 21 saham yang ambles dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB), di mana ke-15 saham tersebut cenderung masih volatil.
Saham emiten pengelola bioskop CGV Cinema, yaitu PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ), menjadi saham yang paling parah koreksinya pada sesi II hari ini, mencapai 6,99% ke posisi Rp 2.660/saham. Saham BLTZ juga sudah menyentuh ARB.
Tidak hanya saham BLTZ, beberapa saham IPO 2023 juga masuk ke jajaran saham ARB hari ini, seperti saham PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX), PT Saptausaha Gemilangindah Tbk (SAGE), PT Lini Imaji Kreasi Ecosystem Tbk (FUTR), serta PT Hillcon Tbk (HILL).
Sementara itu, saham-saham lainnya yang mengalami penurunan harga yang cukup signifikan adalah:
PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI), Lion Metal Works Tbk (LION), Chemstar Indonesia Tbk (CHEM), Alakasa Industrindo Tbk (ALKA), Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN), dan Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS).
Meskipun beberapa saham terpantau mengalami penurunan harga yang cukup besar.
Ada juga beberapa saham yang terus menguat pada perdagangan hari ini.
Seperti saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang menguat 1,72% ke posisi Rp 4.140/saham.
Baca juga: Harga CPO Minyak kelapa Sawit Mengalami Kenaikan
Hal Yang Mempengaruhi Pergerakan

Menurut analis pasar, pergerakan IHSG masih dipengaruhi oleh volatilitas pasar global yang masih cenderung tinggi.
Hal ini membuat pergerakan IHSG belum terlalu stabil meski cenderung lebih baik dibandingkan pekan lalu.
Selain itu, investor juga masih menunggu rilis data final pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS).
Pada periode kuartal IV-2022 yang akan dirilis malam nanti waktu Indonesia.
Di sisi lain, meskipun sentimen dari krisis perbankan global sudah mulai mereda. Beberapa investor masih khawatir bahwa krisis tersebut belum berakhir.
Salah satu pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), yaitu Presiden The Fed Minneapolis.
Yakni Neel Kashkari, mengatakan bahwa para pejabat The Fed memantau dampak kejatuhan sektor perbankan dengan sangat hati-hati.
Meskipun sistem perbankan saat ini masih kuat dan sehat.
Serta memiliki modal yang cukup dan mendapat dukungan penuh dari The Fed dan regulator lainnya.
Kashkari tetap mengakui, bahwa masih ada tekanan di sektor perbankan yang memerlukan waktu beberapa saat untuk pulih.