Harga CPO Minyak kelapa Sawit Mengalami Kenaikan

BISNIS.BLOG – Harga CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit pada Bursa Malaysia Exchange menunjukan kenaikan terus-menerus.

Pada sesi perdagangan Selasa (28/3/2023) meskipun sentimen positif-negatif masih berlaku di pasar komoditas ini.

Menurut Refinitiv, harga CPO dalam awal sesi perdagangan bertengger kokoh 1,09 persen ke MYR 3.615 per ton waktu 08:05 WIB.

Ini merupakan harga tertinggi yang dicapai setelah turun dalam delapan hari perdagangan sebelumnya.

Harga CPO sempat mencapai puncaknya di level MYR 4.325 per ton pada 3 Maret 2023. Namun saat ini harga tersebut sudah turun di level psikologis 3.600-an.

Harga CPO cenderung bergerak seiring dengan harga minyak nabati lainnya. Tetapi cenderung berlawanan dengan harga minyak mentah dunia yang sedang naik.

Baca juga: Spesifikasi Motor Listrik Rakata Yang Dapat Subsidi Rp 7 Juta.

Penyebab Lonjakan Harga CPO

Harga CPO Minyak Kelapa Sawit

Melonjaknya harga CPO ini disebabkan adanya pergerakan harga minyak nabati, mereka berebut dalam memperoleh bagian dalam pasar global.

Namun, sentimen pasar masih terhambat oleh kelemahan minyak nabati terkait.

Seperti yang dikatakan oleh Sathia Varqa, salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura.

Meskipun terdapat kabar baik dari Malaysia, dimana terlihat ekspor CPO pada periode 1 – 25 Maret akan mengalami kenaikan yang signifikan.

Tetapi prediksi tersebut belum mampu memberikan dampak signifikan terhadap kinerja harga CPO.

Di samping itu, Maybank Investment Banking Group memperkirakan bahwa harga minyak sawit mentah berjangka akan mengalami kemunduran.

Baca juga: Laptop Menggunakan Bahan Daur Ulang, Lenovo ThinkPad Z Sudah Dirilis.

Dimana harga diperkirakan akan turun menjelang pemulihan output musiman pertengahan tahun.

Menurut Fitch Rating

Kemudian, harga CPO diperkirakan akan terus anjlok menurut Fitch Ratings disebabkan meningkatnya produksi.

Adapun prediksinya, dihitung rata-rata maka harganya turun mencapai US$ 700 per ton. Lumayan jauh dibandingkan harga sekarang di mana mencapai US$ 800 per ton.

Meskipun demikian, Indonesia berhasil meningkatkan ekspor CPO-nya pada Januari lalu. Dimana total pengiriman sebesar 2,95 juta ton, naik 35,2% dari tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, sentimen pasar untuk CPO masih bervariasi. Tetapi tren kenaikan harga CPO saat ini nampaknya akan berlanjut di masa mendatang.

Para pelaku pasar dan investor dapat terus memantau pergerakan harga CPO. Beserta faktor-faktor yang memengaruhinya untuk mengambil keputusan yang tepat.

Berbicara tentang industri CPO, tidak dapat dipungkiri bahwa sentimen positif dan negatif sering kali saling adu kuat.

Hal ini tercermin dari fluktuasi harga yang selalu menjadi sorotan pasar.

Meski penguatan ini melanjutkan tren negatif yang sudah berlangsung sehari sebelumnya, hal ini menunjukkan adanya sentimen positif yang mendorong harga CPO naik.

Penguatan ini juga memutus tren negatif CPO yang ambruk selama delapan hari sebelumnya.

Harga minyak kelapa sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati lainnya, namun berlawanan dengan harga minyak mentah dunia yang terpantau melesat.

Baca juga: Sales Keluhkan GJAW 2023 Karena Sedikit Yang Berkunjung

Harga Minyak Nabati Sendiri Bergerak Beragam

Kontrak soyoil teraktif Dalian naik 1,2% dan kontrak minyak sawit naik 2,0%. Akan tetapi, Soyoil Chicago Board of Trade bandrolnya turun sampai 0,1%.

Meski adanya sentimen positif yang mendorong harga naik, sentimen negatif juga tetap ada.

Sentimen negatif ini terutama terkait dengan kelemahan minyak nabati terkait, sehingga momentum untuk mempertahankan harga masih cukup rendah.

Sathia Varqa, salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura, mengatakan bahwa sentimen masih terhambat oleh kelemahan minyak nabati terkait.

Menurut data surveyor kargo Intertek Testing Services memberitahukan, ekspor minyak sawit di Malaysia pada 1-25 Maret naik 11,4% dari 1-25 Februari yang lalu.

Kemudian, AmSpec Agri Malaysia memproyeksikan ekspor akan melesat nyaris 20% pada periode yang sama.

Meski prediksi ini seharusnya bisa menguatkan harga, Maybank Investment Banking Group memperkirakan bahwa harga CPO berjangka akan mengalami kemunduran.