Jangan mimpi menjadi content writer profesional jika kamu hanya mau menulis berdasarkan mood.
Meskipun pekerjaan ini terlihat fleksibel karena bisa dikerjakan dimana saja, nyatanya banyak orang yang baru mencelupkan ujung jemarinya ke dunia content writer kemudian menyerah karena dikejar target minimal menulis satu artikel dalam satu hari.
Sebagian orang merasa kesulitan karena harus menunggu mood agar bisa menulis dengan baik.
Sebagian lagi merasa keberatan karena beberapa tema yang diberikan adalah hal baru yang sama sekali tidak dikuasai oleh penulis.
Ya kalau hanya mau menulis ketika sedang mood dan bisa menulis hanya tentang apa yang disukai saya menyarankan untuk menjadi blogger saja, ini lebih fleksibel.
Untuk menjadi content writer profesional artinya kamu harus siap dengan deadline dan tema yang diberikan oleh klien kamu, proses tawar menawar seyogyanya kamu lakukan pada saat awal kontrak kerja.
Kamu sampaikan kesanggupanmu, misalnya hanya bisa menulis satu artikel setiap dua hari atau hanya mau menulis tentang tema tertentu saja.
Namun untuk content writer pemula, terlalu selektif itu tidak disarankan. Karena akan memperkecil kemungkinan kamu untuk mendapatkan projek tulisan dengan frekuensi yang tinggi dan kamu tidak akan cepat berkembang.
Karena dalam industri apapun, tidak terkecuali industri content writing, kemampuan beradaptasi dengan cepat dan multi knowledge merupakan kelebihan yang bisa membuat kamu masuk ke segala lini.
Saya akan berbagi pengalaman kepada kamu yang baru akan memulai untuk belajar menjadi content writer, agar kamu bisa mempunyai gambaran tentang apa yang harus kamu lakukan setelah membaca tulisan ini. Melanjutkan tekad atau mencari jalan ninja lainnya.
1. Perbanyak Membaca

“Saya ini kan mau menulis, kenapa disuruh membaca?” begitu tanya adik tingkat saya di kampus.
Menulis itu adalah output, bagaimana mau mengeluarkan output yang baik kalau tidak pernah mendapatkan input yang baik pula.
Input yang dibutuhkan untuk menulis adalah membaca, dengan membaca kamu bisa secara langsung mengamati bagaimana membuat satu paragraf dan paragraf lainnya saling terhubung.
Kamu bisa menganalisis berbagai gaya dalam kepenulisan, dan kamu bisa memperkaya variasi kosakata untuk tulisanmu kelak.
Dengan membaca berbagai jenis buku juga akan memperkaya wawasan dan pengetahuanmu, sehingga kamu tidak merasa khawatir apabila klien memintamu untuk menulis tema yang berbeda setiap harinya.
Mulailah untuk membaca buku dengan tema yang kamu sukai, dan adakalanya membaca buku lain bahkan dengan tema yang menurutmu itu tabu. Karena sesungguhnya pengetahuan itu bebas nilai.
2. Mulai Menulis
“Menulis apa?”
Apa saja yang ada di kepalamu, apa yang menjadi keresahanmu, perhatianmu, atau minimal kamu coba menulis ringkasan dari sebuah buku yang sudah kamu baca.
Menulis ya menulis saja, jangan berfikir baik atau buruk. Tuangkan saja apa yang ada di pikiranmu, alirkan dalam kata demi kata di halaman word.
Beberapa orang menyarankan untuk tidak melakukan pengeditan saat penulisan, karena itu akan menghambat laju idemu dan dikhawatirkan hilang sebelum ditumpahkan.
Namun beberapa orang yang sudah profesional menulis sembari mengedit, sehingga ketika dia telah mencapai akhir paragraf, seketika itu pula tulisannya sudah selesai dengan baik.
3. Belajar EYD

Apa itu EYD? Yap, Ejaan Yang Disempurnakan. Kamu tidak harus hapal semua kata baku dalam bahasa indonesia karena beberapa website malah lebih suka menggunakan bahasa informal dan santai, ini lebih menyangkut karakter dan target pembaca.
Setidaknya kamu tahu bagaimana menggunakan tanda baca yang benar, bagaimana penggunaan dan penulisan fungsi “di” sebagai kata depan dan imbuhan yaitu “di rumah” dan “ditulis”.
Dengan belajar EYD ini kamu bisa melakukan pengeditan tulisanmu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan tanda baca, imbuhan, atau kata baku.
4. Blog Personal
Sebagai permulaan untuk mengasah kemampuan menulismu dan portofolio yang bisa dilihat calon klien, buat satu blog personal yang fokus pada satu atau dua tema yang kamu kuasai.
Rutin mengunggah tulisan minimal dua hari sekali membuat kamu bisa melihat progress kemampuan menulismu.
Bandingkan antara tulisan pertamamu dengan tulisanmu yang kesepuluh. Apakah ada perbedaan yang terlihat?
Blog personal ini yang akan kamu cantumkan dalam profilmu di website penyedia jasa freelancer atau linkedIn.
Calon klien bisa melakukan penelusuran dan mempertimbangkan apakah tulisan kamu layak untuk mengisi website mereka.
5. Ciptakan Mood Menulis

Klien yang sering saya temui akan meminta minimal satu tulisan dalam satu hari dengan panjang 800 – 1000 kata.
Sepertinya mudah, namun beberapa kali dalam situasi pikiran yang tidak mood maka tidak akan membuahkan hasil maksimal.
Jika hal ini terjadi maka sesegera mungkin saya akan menciptakan nuansa yang membangkitkan mood untuk menulis.
Misalnya menjauh dari kebisingan rumah menuju beberapa kafe dengan fasilitas working space atau cukup mengunci pintu kamar dan memutar musik klasik.
Menurut banyak riset, musik instrumental klasik seperti karya Beethoven atau Mozart memberikan rasa nyaman dan tenang pada otak.
Saya yakin kamu mempunyai cara sendiri untuk membangun mood menulismu, karena menjadi profesional adalah bekerja dengan mengutamakan permintaan klien bukan perasaan kamu.
6. Menentukan Target Pembaca
Memang pembaca artikelmu nantinya adalah dari berbagai kalangan, namun kamu harus menentukan setidaknya siapa mayoritas pembaca website itu atau tema artikel yang kamu tulis.
Target pembaca menentukan gaya bahasa dan pemilihan kata yang akan kamu gunakan, apakah formal dan deskriptif atau santai dengan imbuhan berupa penggunaan beberapa kalimat slang.
7. Melakukan Riset
Untuk memperkuat kualitas artikel dibutuhkan data atau referensi yang meyakinkan. Era keberlimpahan saat ini memungkinkan kamu menggali informasi tentang suatu hal dengan cepat.
Pastikan bahwa kamu melakukan riset pada sumber atau situs yang terpercaya. Pastikan bahwa kamu memberikan informasi dengan tingkat akurasi dan keabsahan yang tinggi.
Meskipun kita tahu kini website yang berisi tulisan konspirasi dan cocoklogi mempunyai peminat yang semakin meningkat setiap harinya, saya tidak menyarankan kamu menulis artikel yang sejenis. Kecuali kalau memang keminatanmu adalah pada hal tersebut.
8. Mendaftar di Website Freelance

Persiapan teknis dirasa sudah cukup, kini waktunya kamu mencari klien dengan membuat akun di beberapa website freelancer yang akan menghubungkan kamu dengan calon klien. Kontenesia.com atau freelancer.co.id adalah contoh website penyalur jasa freelance.
Jangan merasa minder karena kamu masih pemula, semua yang hari ini profesional dulunya adalah pemula.
9. Sharing Komunitas
Saya yakin di kotamu ada banyak orang yang memiliki profesi serupa, cari informasinya di halaman pencarian google, facebook, atau twitter.
Bergabunglah dalam komunitas agar kamu bisa mendapatkan ide segar dan pengetahuan baru tentang menulis. Besar kemungkinan kamu bisa mendapatkan projek menulis dari sesama anggota komunitas.
Jika sebuah komunitas dibangun dengan iklim yang sehat maka antar anggota akan memiliki sifat saling mendukung untuk berkembang.
Apakah 9 jurus ini sudah menarik minat kamu untuk belajar menjadi content writer? Jika masih belum tertarik, minimal kamu bisa share informasi ini ke teman kamu yang ingin belajar menjadi content writer.
Karena ini adalah pekerjaan yang fleksibel, kamu bisa menjadikan ini sebagai pekerjaan sampingan sebelum akhirnya kamu mempunyai skill yang mumpuni dan akhirnya memilih jalan sebagai content writer profesional.
Baca juga: Inilah Ide Bisnis yang Cocok Buat Mahasiswa